SHARE

Komunitas LAPER

CARAPANDANG.COM - Di tengah keprihatinan dampak dari virus Covid-19 yang melanda Indonesia, keberlangsungan kehidupan ekonomi, khususnya ekonomi keluarga harus terus bergerak.

Sektor UKM salah satu yang terdampak cukup besar akibat pandemi Covid-19. Perilaku ini dikarenakan adanya penurunan jumlah pembeli dan berubahnya frekuensi belanja masyarakat. Perubahan daya beli juga membuat usaha rumahan di lingkungan Permata Pamulang Tangerang Selatan harus terus bertahan, dan bagi usaha rumahan pendatang baru selama pandemi Covid-19 harus giat berinovasi.

Lapak Warga Pertama Pamulang yang dikenal dengan komunitas Lapak Warga (LAPER) cukup aktif bergerak dan bekerjasama untuk menumbuhkan rasa kepedulian untuk membeli produk tetangga (warung tetangga, usaha rumahan tetangga).

“Jual Beli Bina Silaturahmi” merupakan motto dari komunitas LAPER ini bukan sekedar jual beli antar tetangga melalui media social (Whatsapp), namun banyak kegiatan lain yang telah dijalankan bersama baik online maupun off-line.

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020,  Komunitas LAPER mengadakan “Lomba Memasak” masakan khas daerah-nusantara secara off-line, tentunya panitia dan peserta mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dimasa pandemi Covid-19.



Sureni merupakan ketua panitia sekaligus inisiator/Ketua Komunitas LAPER mengatakan,  bahwa tujuan acara tersebut salah satu giat inovasi dari peserta yang berasal dari penjual/pembeli di Komunitas LAPER.

"Ajang silaturahmi agar saling kenal antara penjual dan pembeli yang selama ini sudah dilakukan melalui media social (whatsapp), selain itu untuk menumbuhkan semangat yang lebih lagi dalam kemandirian para pengusaha rumahan untuk menggerakan perputaran ekonomi warga selama masa pandemi Covid-19," jelasnya.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua RT 05 & Sekretaris RW 05 Permata Pamulang yaitu Drs. Budi Oetomo dan Kunto. Pada kesempatan tersebut dia  mengatakan,  kegiatan seperti ini merupakan kegiatan sangat positif, dapat memperkenalkan masakan daerah, menggerakkan perekonomian keluarga, silaturahmi antar warga meskipun ada pembatasan para peserta yang hadir karena pandemi Covid-19.

Dalam kegiatan lomba masak diikuti sembilan group dan masing-masing group terdiri dari tiga personil. Dewan juri berasal dari chef, pemilik catering dan pengusaha usaha rumahan dan memilih pemenang dengan kriteria penilaian yang sudah ditentukan.

Giat inovasi para peserta dalam hal ini diantaranya adalah memperkenalkan kembali masakan daerah ke lingkungan warga yang kangen akan kampung halaman atau kangen kuliner dimasa pandemi Covid-19, masakan brongkos dari Yogkarta, ayam betutu dari Bali and rawon setan dari Jawa Timur terpilih menjadi pemenang dalam lomba memasak. Adapun masakan daerah lain yang ikut dalam lomba adalah nasi liwet, cwi mie, telor tahu, pindang patin, mie belitong, dan pindang bandeng.

Keberhasilan inovasi menjadi sebab peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan ekosistem dan inovasi kebijakan melibatkan mata rantai dalam ekonomi inovasi yaitu pengusaha perorangan, pelaku korporasi (bisnis besar dan universitas).

Era ekonomi inovasi ditandai ketika ilmu pengetahuan, teknologi, kewirausahaan dan inovasi menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan dengan menekankan faktor human capital dengan penguasaan ipteknya, dan berbasis empat pilar yaitu biomolekuler, teknologi nano, neuroteknologi dan teknologi informasi, ekonomi inovasi bukan akumulasi modal, bukan pula penggunaan sumber-sumber langka seperti dalam teori model ekonomi klasik. (Ekonomi, Kesiapan, Berselancar, & Utama, 2013).

Untuk itulah dalam konteks giat inovasi dalam keberhasilan inovasi yang dilakukan Komunitas Lapak Warga (LAPER) nantinya akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat minimal di lingkungan Permata Pamulang, menu masakan yang rasanya enak, sasarannya tepat, strategi pemasarannya bagus, memanfaatkan kesempatan dan yang terpenting strategi Word of mouth (WOM) dalam pemasaran yang merupakan salah satu bentuk komunikasi produk yang dijual pada Komunitas LAPER.

Dialog berisi testimoni termasuk salah satunya. Misalnya kerabat anda merekomendasikan suatu produk yang pernah mereka beli dengan berbicara langsung kepada anda, melalui telepon, whatsapp dan email maupun saluran komunikasi lainnya. Tingkat efektivitas word of mouth ini dinilai sangat tinggi, meskipun sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besar.

Kemandirian usaha rumahan akan terus dapat membawa kesejahteraan masyarakat dengan tetap semangat jiwa pemuda-pemudi Indonesia dan selalu berinovasi walau sederhana di era pandemi covid-19 dan new normal. Semoga Pandemi Covid-19 Segera Berlalu, Badai Pasti Berlalu, Kita Pasti Bisa …Aamiin.. [**]

**Oleh: Listya Sugiyarti., S.E., M.M., CFA
Penulis merupakan akademisi, konsultan dan  pecinta kuliner