SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG.COM - Berbagai cara orang ingin menurunkan berat badan dengan cara menjalankan program diet. Saat ini yang sedang menjadi pembicaraan adalah diet kentang.  Diet kentang tersebut dianggap bisa menurunkan berat badan secara signifikan. Tapi, diet kentang ini masih dipertanyakaan keamanan dan efektivitasnya.

Pada dasarnya program diet ini adalah pengaturan pola makan, yakni orang yang menjalani program ini hanya mengkonsumi kentang. Durasi diet ini bisa berlangsung selama hitungan hari, minggu, atau bulan.

Seperti dilansir laman Republika.co.id ada tiga aturan dasar dalam diet kentang yang meliputi variasi kentang, bahan dan perasa yang boleh digunakan, serta cara memasak. Terkait variasi kentang, sebagian metode diet kentang hanya memperbolehkan konsumsi kentang putih. Sedangkan pada sebagian lain metode diet kentang memperbolehkan konsumsi ubi.

Hingga saat ini, kisah keberhasilan penurunan berat badan melalui diet kentang hanya sebatas testimoni saja. Belum ada studi ilmiah yang dilakukan untuk membuktikan klaim bahwa diet kentang dapat membantu menurunkan berat badan dengan aman.

Seperti dilansir NetDoctor, secara umum diet kentang memang dapat membantu menurunkan berat badan karena asupan kalori yang didapatkan dari diet ini cukup kecil. Satu buah kentang berukuran sedang dengan kulit mengandung sekitar 110 kalori. Menyantap kentang sebanyak 10 buah per hari pun jumlah kalori yang didapatkan hanya sekitar 1.100 kalori, jauh dari kebutuhan asupan kalori harian perempuan yaitu 2000 kalori dan laki-laki 2500 kalori.

"Kemungkinan seseorang akan bosan hanya menyantap kentang dengan cepat, dan kemudian dia menyantap lebih sedikit dari biasanya," jelas ahli gizi Pixie Turner.

Diet kentang dinilai memiliki beberapa keunggulan. Beberapa di antaranya adalah kentang kaya akan serat, memiliki harga yang terjangkau, dan mengandung proteinase inhibitor 2. Senyawa ini dapat membantu menurunkan nafsu makan dan asupan makan, serta menstrimulasi hormon yang memunculkan rasa kenyang.

Terlepas dari itu, diet kentang juga menyimpan risiko tersendiri. Turner melihat diet ini terlalu restriktif terhadap jenis makanan yang boleh dikonsumsi. Hal ini tentu dapat memicu terjadinya kekurangan asupan zat gizi tertentu, sebagai contoh protein dan lemak. Padahal protein dibutuhkan tubuh untuk membangun otot, tulang dan membuat hormon, sedangkan lemak dibutuhkan oleh tubuh untuk menyerap beberapa jenis vitamin.

Meski berat badan berhasil turun dengan diet kentang, belum tentu yang terbuang dari tubuh adalah lemak. Bisa jadi, seseorang yang menjalani diet kentang mengalami penurunan berat badan karena kehilangan massa otot. Kerugian lain dari diet ini adalah dapat memperlambat metabolisme tubuh, memungkinkan tubuh terpapar oleh toksin, dan hasil penurunan berat badannya kemungkinan tak bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang.

Tags
SHARE