SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan tajam sehari sebelumnya karena data pekerjaan AS lebih baik kuat dari perkiraan, namun ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga yang lebih kecil pekan depan menahan kerugian lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 5,60 dolar AS atau 0,31 persen menjadi ditutup pada 1.809,60 dolar AS per ounce. Namun, untuk minggu ini emas berjangka masih membukukan kenaikan 3,10 persen.

Emas berjangka melonjak 55,3 atau 3,14 persen menjadi 1.815,20 dolar AS pada Kamis (1/12), setelah merosot 3,80 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.759,90 dolar AS pada Rabu (30/11), dan terangkat 8,40 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.763,70 dolar AS pada Selasa (29/11).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (2/12/2022) bahwa data penggajian non-pertanian (NFP) AS naik 263.000 pada November, jauh di atas perkiraan 200.000, dan tingkat pengangguran 3,7 persen, sejalan dengan ekspektasi.

"Emas telah mengalami reli yang bagus sejak awal November dan aksi ambil untung dapat terjadi, tetapi penurunan yang signifikan tampaknya tidak dijamin," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA. "Ekonomi melambat dan inflasi harus terus menurun di sini dan membenarkan jeda kenaikan suku bunga Fed setelah kuartal pertama."

Setelah 15 minggu terjebak dalam cengkeraman harga 1.700 dolar AS atau lebih rendah, baik emas Comex maupun emas spot menembus level tertinggi 5 bulan di atas 1.800 dolar AS per ounce pada Kamis (1/12/2022) karena meredanya inflasi AS dan pertumbuhan pekerjaan menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga Fed yang lebih kecil bulan ini.
 

Halaman :
Tags
SHARE