SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM -   Pelatih angkat besi Provisni Aceh Effendi Eria menceritakan pertama kali bertemu dengan Lifter Olimpiade Nurul Akmal.

Dia menceritakan pertemuan pertamanya terjadi pada tahun 2020 di pematang sawah saat Nurul sedang bercocok tanam membantu orang tuanya. Dia mengatakan saat bertemu langsung memiliki keyakinan Nurul bisa menjadi atlet angkat besi profesional. 

"Awal yang kita lihat di angkat besi adalah anatomi tubuhnya. Nurul saat itu sedang bantu orang tua di sawah. Anak ini punya karakter dan anatomi tubuh yang baik," kata Effendi saat berbagi obrolan dalam sesi wawancara di Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, Sabtu (9/10).

Meski baru bertemu sekali, Effendi sangat tertarik dengan Nurul, dan langsung membujuk ayahnya agar anaknya menjadi atlet angkat besi profesional.   Dan alhasil ayahnya langsung memberikan izin untuk menjalani pembinaan di bawah pengawasan Dispora Pemprov Aceh.

Dan apa yang dia bayangkan benar-benar terjadi. Nurul mampu mengukir prestasi di ajang PON XX Papua. Dan sebelumnya juga menjadi lifter kelima putri terkuat dalam Olimpiade Tokyo.

"Hasilnya sudah dua medali emas PON dipersembahkan Nurul untuk Aceh," ujarnya. 

Dalam kesempatan sama Nurul menceritakan kebiasaannya yang rajin membantu orang tua bercocok tanam di sawah.  "Saya sejak kecil membantu orang tua dan kebetulan dalam gerakan angkat besi tidak sulit untuk saya karena saya sehat dan lincah saat itu," kata dia.

Perkenalan Nurul dengan angkat besi diawali dari  gerakan standar snatch dan clean and jerk. "Selama berlatih, saya diajarin disiplin dan tatak ramah oleh pelatih," kenang dia.

Turun dalam kelas +87kg putri PON Papua Nurul Akmal mengumpulkan total angkatan 258kg yang terdiri atas 116kg snatch dan 142 clean and jerk.

Pada angkatan snatch Nurul Akmal mencatat rekor baru nasional yang sebelumnya 113kg yang dia ciptakan dalam Qatar Cup di Doha, Qatar, pada 23 Desember 2019. Sementara total angkatan atlet putri berusia 28 tahun itu menjadi rekor baru PON.

Tags
SHARE