SHARE

istimewa

Oleh karena itu, Puan menyebut gejolak ekonomi global saat ini bersamaan dengan ketidakpastian yang berlanjut pada tahun depan dan agenda pembangunan berkelanjutan membutuhkan respons negara-negara dunia.

“Kehadiran kita dalam pertemuan P20 adalah untuk dapat membangun komitmen kerja bersama dalam merespons gejolak dan tantangan global tersebut,” katanya.

Menurut Puan, kekuatan parlemen dalam mewakili suara rakyat memberikan legitimasi atas upaya pemerintah negara masing-masing dalam menjalankan komitmen kebijakan luar negeri dan kerjasama antarnegara.

“Legitimasi parlemen tersebut akan diarahkan untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat global yang lebih baik, dengan hidup sejahtera, tenteram, dan memiliki bumi yang berkelanjutan,” ujarnya.



Permasalahan global yang sangat kompleks itu, lanjut Puan, membutuhkan kerja bersama semua pihak, baik itu pemerintah, parlemen, swasta, akademisi, ataupun masyarakat sipil.

“Menjadi suatu kesempatan bagi parlemen sebagai penyambung suara rakyat untuk dapat mengambil peran mulai di tingkat nasional, regional, dan global melalui platformnya masing-masing, serta menjadi pemersatu dalam memperkuat komitmen global,” kata Puan.

Pertemuan P20 dihadiri Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco dan para Pimpinan Parlemen Negara G20, termasuk Speaker of The House of Commons Inggris Sir Lindsay Harvey Hoyle.

Forum ini merupakan rangkaian kegiatan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) yang akan dibuka secara resmi pada Kamis (6/10), di Gedung DPR RI. Adapun tema yang dibahas pada Inter-Parliamentary Forum P20 tentang Peran Parlemen dalam Memperkuat Multilateralisme di Abad 21.

P20 merupakan Forum Parlemen Negara-Negara G20 yang diselenggarakan dalam satu rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. DPR RI mengusung Tema "Stronger Parliament for Sustainable Recovery" dalam P20 yang sejalan dengan Tema Presidensi G20 "Recover Together, Recover Stronger".

Halaman :
Tags
SHARE