SHARE

Ilustrasi - Pekerja menata berbagai hasil produksi kerajinan di Banda Aceh, Aceh. (istimewa)

CARAPANDANG.COM – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima meminta peran Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) dan juga BUMN di bidang permodalan memberikan formulasi yang tepat dan dapat membantu pelaku UMKM.

“PDB kita itu terbesar dari pelaku UMKM yaitu di atas 51 persen. Maka kita tekankan betul peran LPDB, peran permodalan madani kemudian peran pegadaian, peran bank-bank himbara lainnya, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian BUMN, termasuk KPPU supaya size ekonomi untuk UMKM itu baik sektor finansial dan sektor pasarnya tidak menjadi suatu kendala dalam proses recovery dampak pandemi ini,” ujar Aria Bima dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (22/2/2021).

Menurut dia, permodalan UMKM itu berbeda antara modal tetap dan modal kerja. Ia meminta agar dicarikan formula permodalan yang bervariasi, mengingat jika terjadi kemacetan di modal tetap, maka pihak perbankan atau pemberi modal harus menyiapkan skenario penyelesaian yang konkrit terhadap modal kerjanya.

Pelaku UMKM merupakan penopang utama bagi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan presentase 51 persen, namun kini terdampak pandemi COVID-19.

“Saya sangat percaya bahwa dengan pertemuan-pertemuan seperti ini termasuk optimalisasi pengawasan Komisi VI terhadap UMKM, baik masalah anggaran, menyangkut BUMN maupun menyangkut perbankan komersial, akan membuat status skenario UMKM mampu bernavigasi dalam situasi pandemi saat ini maupun pascapandemi. Supaya PDB kita, yang penumpang utamanya adalah UMKM, tidak mengalami suatu kendala yang mana sekarang masih minus,” ujarnya.

Sebelumnya hasil survei yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menunjukkan pelaku UMKM tetap optimistis meski di tengah tantangan pemulihan ekonomi usai terkontraksi karena pandemi.

Hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM BRI pada kuartal IV 2020 mengindikasikan kegiatan usaha UMKM sedikit menurun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Hal itu tercermin pada BRI Micro & SME Index (BMSI) yang turun dari 84,2 pada kuartal III menjadi 81,5 pada kuartal IV 2020.

Walaupun begitu, pelaku UMKM masih tetap optimistis menyongsong kuartal I 2021 yang ditunjukkan oleh ekspektasi BMSI yang tetap di atas ambang batas 100.

Dalam survei kali ini BRI mendapatkan temuan menarik, meskipun penilaian pelaku UMKM terhadap perekonomian secara umum menurun, ternyata penilaian terhadap kinerja pemerintah masih tetap tinggi. Hal itu terlihat pada meningkatnya indeks kepercayaan pelaku usaha (IKP) UMKM kepada pemerintah pada kuartal IV 2020 ke level 136,3 dari level 126,8 di kuartal sebelumnya.