SHARE

Istimewa

Sedangkan rethinking, kata dia, di antaranya menanamkan pemahaman bahwa wanita juga memiliki martabat kemanusiaan.

"Memikirkan misalnya perempuan itu adalah sama-sama al-karomah al-insaniyah, sama-sama punya martabat kemanusiaan. Sumber fitnah itu bukan harta, tahta, wanita, tapi harta, tahta, asmara, dan quota, karena laki-laki juga bisa jadi sumber fitnah," ujar Alimatul.

"Kemudian tidak ada satupun ayat (mengatakan) kalau ada perempuan menggunakan baju provokatif maka lecehkanlah. Enggak ada. Dalam kitab suci, kalau terjadi seperti itu maka segera pulang ke rumah, tundukkan pandangan, atau berpuasalah. Sehingga sama sekali tidak dibolehkan penyalahan pada perempuan itu," katanya.

Halaman :