SHARE

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, dibuka melemah di tengah kenaikan mayoritas indeks saham di bursa kawasan Asia.

CARAPANDANG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan, dibuka melemah di tengah kenaikan mayoritas indeks saham di bursa kawasan Asia.

IHSG dibuka melemah 31,94 poin atau 0,45 persen ke posisi 6.995,98. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,66 poin atau 0,47 persen ke posisi 984,94.

"Pada pekan ini akan dirilis data cadangan devisa Indonesia November pada Rabu, kepercayaan konsumen Indonesia pada Kamis, dan penjualan ritel Indonesia pada Jumat. Pada hari ini IHSG berpeluang bergerak di kisaran 6.991-7.086," tulis Tim Riset Lotus Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Bursa ekuitas Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Jumat (2/12) lalu, saat dirilis data ketenagakerjaan nonpertanian yang di atas ekspektasi.

Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,1 persen menjadi 34.429,88. S&P 500 turun 0,1 persen menjadi 4.071,70, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,2 persen ke level 11.461,50.

Laporan data pekerjaan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan nonfarm payrolls mencapai 263.000 tenaga kerja, di atas ekspektasi 200.000 tenaga kerja. Tingkat pengangguran AS tetap tidak berubah, seperti yang diperkirakan sebesar 3,7 persen.

Pekan ini merupakan masa tenang sebelum pertemuan akhir tahun The Fed pada 13-14 Desember mendatang untuk menetapkan suku bunga acuan.

Bank sentral diperkirakan akan memperlambat kenaikan suku bunga 50 bps dari kenaikan 75 bps yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir.

Fokus investor pada pekan ini tertuju pada rilisnya data PMI Manufaktur AS pada Senin, dan data inflasi harga produsen AS pada Jumat, untuk mencari petunjuk tentang seberapa hawkish bank sentral setelah empat kali kenaikan suku bunga jumbo berturut-turut.

Pekan ini, para menteri OPEC+ juga akan memutuskan target produksi. Sementara itu, Pejabat China telah melunakkan sikap mereka terhadap pembatasan COVID-19 yang ketat, yang telah memukul pertumbuhan global di tengah aksi protes di negara tersebut.

Sementara itu, dari Eropa, investor masih mencermati situasi musim dingin di Eropa di mana dampak dari sanksi terhadap Rusia akan lebih terasa pada musim dingin ini, karena kelangkaan energi seperti minyak, gas dan batubara.

Dari Asia, Pemerintah China mengindikasikan sinyal untuk mengurangi pengetatan COVID-19, setelah pemerintah mengizinkan untuk masyarakat yang terinfeksi COVID-19 melakukan isolasi mandiri di rumah.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 426,56 atau 1,51 persen ke 27.799,52 indeks Hang Seng naik 543,74 atau 2,91 persen ke 19.219,09, indeks Shanghai meningkat 30,38 poin atau 0,96 persen ke 3.186,52, dan indeks Straits Times menguat 15,02 poin atau 0,46 persen ke 3.274,16.



Tags
SHARE