SHARE

carapandang.com

CARAPANDANG.COM - Orang-orang bisa kembali berbelanja di mal untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa pandemi COVID-19, walau sebagian masih dibayangi ketakutan tertular penyakit akibat virus SARS-CoV-2 itu.

Tetapi, menurut Professor Paul Glasziou di Institute for Evidence-Based Healthcare, Australia, fakta orang-orang sering berpindah-pindah di pusat perbelanjaan menunjukkan risiko mereka tertular COVID-19 akan sulit.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, orang paling rentan terhadap infeksi jika mereka berada dalam jarak satu meter dari kasus positif setidaknya selama 15 menit.

Sementara di pusat perbelanjaan, menurut Glasziou hal itu tidak mungkin terjadi. Berbeda halnya di restoran dan kafe yang menghadirkan risiko yang lebih tinggi karena orang berada di sana dalam jangka waktu yang lebih lama.

Walau begitu, ahli epidemiologi yang memberikan saran untuk WHO, Mary-Louise McLaws, tetap menyarankan orang-orang mempraktikan jarak sosial di pusat perbelanjaan yang mungkin lebih sulit. Ketimbang 1,5 meter, dua meter lebih aman untuk menghindari terkena COVID-19.

Selain menjaga jarak, mengenakan masker juga tak bisa ditawar lagi. Pakar immunologi di NYU Langone Health di New York City, Purvi Parikh mewajibkan semua orang memakai masker di pusat perbelanjaan.

"Orang-orang seharusnya tidak boleh masuk ke toko jika tak mengenakan masker. Jarak harus diterapkan, dan masker harus diterapkan. Permukaan benda (di toko) perlu dibersihkan. (Staf) harus membersihkan dan menyeka permukaan benda-benda (di lokasi perbelanjaan yang sering disentuh orang) sesering mungkin," kata Parikh seperti dilansir Today.

Direktur Senior Pencegahan Infeksi di The Johns Hopkins Health System, Lisa Lockerd Maragakis mengatakan, selain masker, orang-orang juga perlu mencuci tangan atau membersihkan tangan dengan cairan pembersih tangan terutama saat berada di dalam gedung yang menjadi tempat orang berkumpul atau bergerak.

Di sisi lain, para ahli kesehatan menyarankan pengelola pusat perbelanjaan menyediakan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer di pintu masuk, menempelkan panduan jarak sosial di berbagai lokasi dan memberlakukan pemeriksaan suhu wajib bagi karyawan dan pelanggannya.

Bagi orang yang berbelanja, sebaiknya buatlah daftar belanjaan di atas kertas sehingga barang yang diperlukan bisa cepat diketahui tanpa harus berulang kali memegang ponsel. Lisa menyarankan untuk meninggalkan ponsel di dalam dompet atau saku selama berbelanja.

Saat berada di toko, cari tanda atau panah satu arah di lantai yang mengarahkan arus lalu lintas pejalan kaki. Selain itu, hindari berbelanja pada jam-jam ramai dan menghabiskan waktu lama di dalam ruangan untuk menjelajah barang tertentu.

Jika toko yang dikunjungi berukuran lebih kecil dengan kapasitas terbatas, tunggulah dengan sabar dalam antrean sampai tiba giliran dilayani. Saat mengantre, jagalah jarak 1,8 meter dari orang lain dalam antrean.

Rekomendasi saat menonton di bioskop
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pernah memasukkan menonton di bioskop dalam daftar kegiatan berisiko tinggi, salah satunya karena orang berada di dalam ruangan dan berada dalam jarak dekat dengan orang lain untuk waktu yang lama, kata Anne Rimoin, profesor epidemiologi di UCLA Fielding School of Public Health.

"Virus ditularkan melalui tetesan ketika kita berbicara, tertawa, dan bernapas. Bioskop adalah tempat Anda duduk dalam ruangan yang penuh dengan orang asing, mereka bisa makan dan minum selama dua hingga tiga jam dengan ventilasi yang kurang optimal," kata dia seperti dikutip dari Health.

Kemungkinan penularan di dalam bioskop serupa dengan yang terjadi di dalam restoran. Meskipun orang berbicara lebih sedikit di bioskop, tetapi ada kemungkinan mereka melepas masker kemudian tertawa, batuk, bersin hingga mencoba berbicara dengan teman di sebelah mereka yang jaraknya satu setengah meter.

Atas alasan ini, pengelola bioskop menerapkan protokol kesehatan ketat, antara lain seperti yang dilakukan Cinepolis Cinemas dan CGV. Pengelola kedua jaringan bioskop ini memberlakukan pemeriksaan suhu badan, membatasi usia pengunjung, mewajibkan penonton mengenakan masker.

Mereka juga menyediakan layanan penjualan tiket melalui daring, menetapkan jarak aman menonton dan menyediakan hand sanitizer di semua area bioskop.

Ada juga aturan penonton tak boleh menyantap makanan atau minuman selama menonton dan hal ini diamini salah seorang warga di Jakarta, Lilid, yang pada akhir November lalu berkunjung ke salah satu bioskop di Jakarta.

"Kalo di CGV, sebelum masuk kita nge-scan barcode dulu buat isi data untuk tracing kalau ada apa-apa, terus ukur suhu tubuh. Di dalam studio, tidak boleh bawa makanan atau minuman. Diam dan fokus nonton, dan tentunya pakai masker terus," kata dia seperti dilansir ANTARA.

"Dulu sih pas awal, jarak antar penonton 2 kursi ya, sekarang saat kapasitas sudah 50 persen, jadi 1 kursi jaraknya. Pemesanan tiket dilakukan melalui aplikasi dan tiket dicetak sendiri di self-ticketing machine," imbuh Lilid.

Sebagai tambahan, Rimoin menyarankan orang-orang tidak menyentuh kursi dengan tangan dan sebisa mungkin menghindari pergi toilet. Jika tidak bisa, bawa membawa cairan pembersih tangan dan tisu sendiri.

Meskipun semua tindakan ini dapat membantu mencegah penyebaran virus corona, namun tidak dapat menghentikannya sama sekali.

CDC merekomendasikan siapa pun berpartisipasi atau mengunjungi lokasi berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 seperti bioskop, tinggal di rumah selama 14 hari, menghindari kontak dengan orang-orang yang rentan terkena COVID-19, dan melakukan tes COVID-19.

Tags
SHARE