SHARE

CARAPANDANG - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan, menyatakan siap adu gagasan dengan calon yang berkompetisi dalam pilpres 2024. Anies kemudian pamerkan prestasi saat menjadi orang nomor wahid di Ibu Kota DKI Jakarta.

"Kami tawarkan gagasan, ditunjukkan. Kita harapkan kontestasi ke depan kita jadikan ajang adu tawaran terbaik untuk bangsa. Ini kalau tantangannya adu lari pagi keliling Indonesia, saya kalah. Tapi kalau adu gagasan, karya, rekam jejak, maka insyaallah saya nyatakan siap," ujar Anies Baswedan saat memberikan sambutan pada puncak milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (20/5/2023).

Anies menyinggung pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang memecahkan rekor dunia karena infrastrukturnya salah satu paling rumit di dunia. "Karena harus angkat atap yang beratnya 36 ribu ton, seperti 24 ribu mobil bersamaan.

Dikerjakan dengan kompleksitas tinggi, bahkan program NatGeo menempatkan ini salah satu project yang bisa jadi pelajaran bagi seluruh dunia," ujar Anies.

Tak hanya itu, Anies mengatakan, pembangunan JIS sama sekali tidak melibatkan pihak luar. "Siapa yang membangun? Semua anak-anak yang dididik di Indonesia, tidak gunakan tenaga luar. Mereka sama hebatnya. Dunia terpesona pada hasil kerja anak-anak Indonesia," kata Anies.

Selain itu, kata Anies, terkait Kepulauan Seribu. Selama bertahun-tahun Kepulauan Seribu disebutnya luput dari perhatian.

"Bersama PKS dan Demokrat wilayah itu bukan wilayah tertinggal, tapi mendapat kesempatan yang sama dengan kita. Setelah terpenuhi air, listrik, sekarang bilangnya "Pak Gub kita butuh ATM sekarang'," ujar dia.

Anies menyatakan, perjalanan 5 tahun di Jakarta membawa janji untuk masyarakat Ibu Kota, dan janji itu sudah dilunasi. "Ini saatnya kita songsong amanah yang lebih besar untuk rakyat Indonesia. Kita harus bangkit dengan kekuatan sendiri," ucap Anies.

Dalam kesempatan yang sama, Anies Baswedan juga membandingkan pembangunan infraktruktur pada era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya dalam hal pembangunan jalan. Anies memulai dengan raihan pemerintahan Joko Widodo.

"Pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang 63 persen dari jalan tol berbayar di Indonesia dibangun di pemerintahan sekarang.

Sedangkan jalan tak berbayar yang digunakan semua secara gratis, terbangun 19 ribu kilometer di pemerintahan ini," kata Anies.

Anies kemudian melanjutkan pada periode Presiden SBY. Di era SBY jalan tak berbayar yang dibangun adalah 144 ribu atau 7,5 kali lipat.

"Jika dibandingkan jalan nasional di pemerintahan ini 590 kilometer, di era sebelumnya 11.800 kilometer, 20 kali lipat.

Kita belum bicara mutu, standar, dan lain-lain, kita bicara jalannya," ujar dia. Anies menyinggung hal itu setelah membaca buku Why Nations Fail yang dinilai bukan studi teoritis, tapi mengumpulkan berbagai peristiwa supaya terus bangkit ke depan.

Dalam buku itu disebutkan tanda-tanda mengapa gagal dan mundur adalah institusi politik dan mundur adalah institusi politik dan ekonomi.

"Ketika institusi politik, ekonomi, bersifat ekstraktif, memerah, pelan-pelan negara akan turun. Tapi kalau sifatnya inklusif, berikan kesempatan setara pada semua, pelan-pelan negara akan bangkit jadi kuat dan berkembang," kata Anies.

Karenanya, Anies menilai pembangunan infrastruktur harus mengedepankan prinsip inklusif. "Kita perlu pikirkan ke depan institusi dan infrastruktur yang inklusif," ujar Anies.




Tags
SHARE